Rabu, 23 Oktober 2013

STRAREGI PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan keterampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang berada dalam masyarakat di wilayah tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada di dalam keluarga dan masyarakat .Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi ,politik, sosial, budaya dan lingkungan sekitarnya
Setiap petugas kesehatan yang bekerja dimasyarakat perlu memahami masyarakat yang di layaninya ,baik keadaan budaya maupun tradisi setempat sangat menentukan pendekatan yang di tempuh. Pendekatan yang akan digunakan oleh bidan harus memperhatikan strategi pelayanan kebidanan dan tugas dan tanggung jawab bidan agar masyarakat mau membuka hatinya untuk bekerja sama dengan bidan sehingga tercipta pelayanan kesehatan yang bermutu di masyarakat.

1.2 Tujuan Umum
     Sedangkan yang menjadi tujuan kami dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan V (Komunitas), dan juga untuk menyampaikan informasi yang lebih tentang strategi pelayanan kebidanan di komunitas.

1.3 Tujuan Khusus
a.       Mengetahui tentang pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat yang dapat dilakukan oleh bidan komunitas di kominutas.
b.      Mengetahui pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat yang dapat diberikan oleh bidan komunitas.
c.       Mengetahui menggunakan atau memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat untuk melancarkan kegiatan komunitas yang dapat dilakukan oleh bidan komunitas di komunitas.

BAB II
STRAREGI PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS

I.     Pendekatan Edukatif Dalam Peran Serta Masyarakat
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya dan lain – lain. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap kemampuan yang mereka miliki.
1.1  Definisi
a. Secara umum :Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat.
b. Secara khusus :Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dengan pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah dan proses pemecahan masalah tersebut.
1.2  Tujuan pendekatan edukatif
a.    Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan masalah kebidanan komunitas.
b.    Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan memecahkan masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas kemampuan.
1.3   Strategi dasar pendekatan edukatif
1.3.1 Mengembangkan provider
Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap pendekatan yang ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan.
Langkah-langkah pengembangan provider :
a.    Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat.
Bertujuan untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan kebijakan nasional atau regional. Bentuknya pertemuan perorangan, dalam kelompok kecil, pernyataan beberapa pejabat yang berpengaruh.
b.    Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor diberbagai tingkat administrasi sampai dengan tingkat desa. Tujuan yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman, memberi dukungan dan merumuskan kebijakan serta pola pelaksanaan secara makro. Berbentuk lokakarya, seminar, raker, musyawarah.
c.    Pengumpulan data oleh sektor kecamatan/desa. Merupakan pengenalan situasi dan masalah menurut pandangan petugas/provider. Macam data yang dikumpulkan meliputi data umum , data khusus dan data perilaku.
1.3.2        Pengembangan masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat untuk mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sebatas kemampuan. Dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk menentukan masalah, merecanakan alternatif, melaksanakan dan menilai usaha pemecahan masalah yang dilaksanakan. Langkah– langkahnya meliputi pendekatan tingkat desa, survei mawas diri, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta pemantapan dan pembinaan.
1.4  Yang harus dilakukan oleh Bidan Komunitas dalam masyarakat
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan kepada anggota masyarakat tentang kesehatan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang harus meningkat terhadap kesehatan untuk kepentingan diri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan mencangkup pendidikan formal, pelatihan dan penyuluhan.
1.4.1  Pelatihan
Pelatihan adalah pendidikan singkat yang dilakukan kepada seseorang atau lebih guna meningkatkan ketrampilan tertentu. Tujuan pelatihan adalah dihasilkannya seseorang atau sejumlah orang yang mempunyai ketrampilan tertentu.
Untuk mendukung penerapan kurikulum tersebut, didalam rencana pelatihan ditentukan tenaga pelatih, sarana dan fasilitas serta pembiayaan pelatihan.
 a. Perlatihan dukun
Tujuan pelatihan dukun adalah untuk meningkatkan keterampilan dukun dalam melayani ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi yang dilahirkan sesuai dengan persyaratan kesehatan. Kurikulum dukun mencangkup sebagai berikut :
-          Struktur dan fisiologis sistem reproduksi secara umum
-          Pemeliharaan kesehatan ibu hamil
-          Pertolongan persalinan
-          Asuhan ibu nifas
-          Asuhan pada bayi baru lahir
-          Bekerja secara aseptic
-          Penyuluhan
-          Penyakit yang pada umumnya menggangu kesehatan ibu dan bayi
-          Peralatan dukun
b. Pelatihan kader kesehatan desa
Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang melakukan kegiatan progam kesehatan desa. Tujuan pelatihan kader adalah agar kader mampu memahami dan mampu berperan dalam pelaksanaan progam-progam kesehatan terutama progam KB kesehatan sedangkan kriteria kader adalah diterima dan dipilih oleh masyarakat serta bersedia dan sanggup menjadi kader kesehatan, enyelenggara pelatihan penyelenggara pelatihan adalah
c.  Kursus ibu
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang kesehatan terutama berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, dilakukan melalui kursus ibu.
Tujuannya adalah untuk memberikan kursus ibu adalah untuk memberikan pemahaman kepada ibu tentang masalah kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Secara khusus tujuan kursus ibu adalah memberi pengetahuan ibu tentang:
-     Kesehatan ibu untuk kepentingan janin
-     Jalannya persalinan
-     Persiapan menyusui bayi kelak
-     Keluarga berencana
1.4.2        Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan yang berlandaskan prinsip belajar, pemberianinformasi atau nasehat yang ditujukan kepada individu, kelompok atau masyarakat tentang bagaimana hidup sehat.
Tujuan penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina, memelihara perilaku dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Metode dalam penyuluhan biasanya berupa ceramah  dan dialog dengan menggunakan alat bantu.

II.    Pelayanan Yang Berorientasi Pada Kebutuhan Masyarakat
        Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber – sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong royong. Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses, masyarakat dan memfungsikan masyarakat. Terdiri dari 3 jenis pendekatan :
a.       Specifict Content Approach, yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui proposal program kepada instansi yang berwenang.
Contoh : pengasapan pada kasus DBD.
b.      General Content objektive approach,yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam wadah tertentu.
Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dan sebagainya.
c.       Proses Objective approach, yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkansendiri sesuai kemampuan. Contoh : kader.
III. Menggunakan Atau Memanfaatkan Fasilitas Dan Potensi Yang Ada Di Masyarakat
         Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan rendahnya status sosial – ekonomi yang akibatkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara diri sendiri (self care) sehingga apabila berlangsung terus akan berdampak pada status kesehatan keluarga dan masyarakat juga produktivitasnya.
1.1   Definisi
a.    Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya.
b.   Pengembangna manusia yang tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia mengontrol lingkungannya.
1.2  Langkah – langkah :
a.    Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan.
b.   Tingkatkan mutu potensi yang ada.
c.    Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
d.   Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
1.3   Prinsip – prinsip dalam mengembangkan masyarakat.
a.    Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat.
b.   Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.
c.    Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya.
d.   Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses.
1.4  Bentuk - bentuk program masyarakat
a.    Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi dengan dinas terkait/kerjasama lintas sektoral.
b.   Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan pada salah satu instansi/departemen yang bersangkutan saja secara khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas program.
c.    Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha – usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan kebutuhan wilayah tersebut.


SKIRINING DAN DETEKSI DINI WANITA SEPANJANG DAUR KEHIDUPANNYA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
      Di Indonesia masih dijumpai masalah kesehatan reproduksi yang memerlukan perhatian semua pihak. Masalah-masalah kesehatan reproduksi tersebut muncul dan terjadi akibat pengetahuan dan pemahaman serta tanggung jawab yang rendah. Akses untuk mendapatkan informasi yang benar dan bertanggung jawab mengenai alat-alat dan fungsi reproduksi juga tidak mudah didapatkan (Bambang, 2005).
      Secara garis besar periode daur kehidupan wanita melampaui beberapa tahap diantaranya pra konsepsi, konsepsi, pra kelahiran, pra pubertas, pubertas, reproduksi, menopause/klimakterium, pasca menopause dan senium/lansia (Manuaba, 2002). Setelah lahir kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu masa bayi, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium dan masa senium. Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan, karena itu gangguan pada setiap masa tersebut juga dapat dikatakan khas karena merupakan penyimpanan dari faal yang khas pula dari masa yang bersangkutan.
      Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.

1.2  Tujuan
1.2.1   Tujuan Umum
     Agar mahasiswi dapat mengetahui pelayanan kesehatan kesehatan yang deberikan kepada wanita sepanjang daur kehidupannya.




1.2.2   Tujuan Khusus
a.       Mahasiswi mampu mengetahui proses wanita dalam daur kehidupannya.
b.      Mahasiswi mampu mengetahui pengertian masa bayi, kanak-kanak, pubertas, reproduksi, klimakterium dan menopouse.
c.       Mahasiswi mampu mengetahui asuhan yang diberikan pada wanita dalam daur kehidupannya.
















BAB II
SKIRINING DAN DETEKSI DINI WANITA SEPANJANG DAUR KEHIDUPANNYA

I.     Skirining
1.1   Definisi
-          Skrining (screening): pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai risiko tinggi. (Kamus Dorland ed. 25 : 974 )
-          Skrining: pengenalan dini secara pro-aktif pada ibu hamil untuk menemukan adanya masalah atau faktor risiko. ( Rochjati P, 2008 )
-          Skrining: usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar – benar sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan.
1.2  Tujuan Skrining
a.         Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditentukan.
b.         Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapi nya
c.         Mencegah meluasnya penyakit
d.        Mendidik masyarakat melakukan general check up
e.         Memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit (waspada mulai dini)
f.          Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi
1.3  Test skrining dapat dilakukan
a.         Pertanyaan/ Quesioner
b.         Pemeriksaan fisik
c.         Pemeriksaan laboratorium
d.        X-ray



1.4  Bentuk Pelaksanaan Screening
a.         Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu
b.         Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu, contoh pemeriksaan ca paru pada perokok; pemeriksaan ca servik pada wanita yang sudah menikah
c.         Single disease screening adalah screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit
d.        Multiphasic screening adalah screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit contoh pemeriksaan IMS; penyakit sesak nafas
1.5  Syarat-syarat Skrining
a.         Penyakit harus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
b.         Harus ada cara pengobatan yang efektif
c.         Tersedia fasilitas pengobatan dan diagnostic
d.        Test harus cocok, hanya mengakibatkan sedikit ketidaknyamanan, dapat diterima oleh masyarakat
e.         Telah di mengerti riwayat alamiah penyakit
f.          Biaya harus seimbang, biaya skrining harus sesuai dengan hilangnya konsekuensi kesehatan
1.6  Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan
            Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhusususan kebutuhan penanganan system reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fasekehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa depan kehidupan selanjutnya. Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu :
1.6.1. Konsepsi
a.Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan.
b.        Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru  lahir.
c.         Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi).
d.        Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
1.6.2        Bayi
     Pada bayi lahir cukup bulan, pembentukan genetalia internal sudah selesai, jumlah folikel primordial dalam kedua ovarium telah lengkap sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutny. Tuba, uterus, vagina, dan genetalia eksternal sudah terbentuk, labia mayora menutupi labia minora, tetapi pada bayi prematur vagina kurang tertutup dan labia minora lebih kelihatan. Asuhan yang harus diberikan pada bayi adalah ASI ekslusif, imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang bayi. Asuhan yang diberikan pada masa bayi ini dapat berupa pemberian ASI Ekslusif, imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang bayi.
1.6.3        Kanak – kanak
Yang khas pada masa kank-kanank ini ialah bahwa perangsangan oleh hormon   kelamin sangat kecil, dan memang kadar estrogen dan gonadotropin sangat    rendah.Karena itu alat-alat genital dalam masa ini tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti sampai permulaan pubertas. Dalam masa kanak-kanak pengaruh hipofisis terutama terlihat dalam pertumbuhan badan.Pada masa kanak-kanak sudah Nampak perbedaan antara anak pria dan wanita, terutama dalam tingkah lakunya, tetapi perbedaan ini ditentukan terutama oleh lingkungan dan pendidikan. Asuhan yang diberikann yaitu:
a.    Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
b.    Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
c.    Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
d.   Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
1.6.4   Pubertas
                           Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya cirri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi. Pubertas pada wnita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun.
                           Awal pubertas dipengaruhi oleh bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan. Kejadian yang penting dalam pubertas ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya cirri-ciri kelamin sekunder, menarche dan perubahan psikis. Ovarium mulai berfungsi dibawah pengaruh hormone gonadotropin dan hipofisis, dan hormone ini dikeluarkan atas pegaruh releasing factor dari hipotalamus. Dalam ovarium folikel mulai tumbuh, walaupun folikel-folikel tidak sampai matang, karena sebelumnya mengalami atresia, namun folikel-folikel tersebut sudah mampu mengeluarkan estrogen. Pada saat yang kira-kira bersamaan, korteks kelenjar suprarenal mulai membentuk androgen, dan hormone ini memegang peranan dalam pertumbuhan badan. Asuhan yang diberikan pada masa pubertas:
a.    Gizi seimbang.
b.    Informasi tentang kesehatan reproduksi
c.    Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
d.   Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e.    Perkawinan pada usia yang wajar
f.  Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap godaan dan ancaman
1.6.5        Reproduksi
                        Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dalam selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada usia 40 tahun ke atas wanita masih mampu hamil, tetapi fertilitas menurun cepat sesudah usia tersebut. Asuhan yang diberikan pada masa reproduksi:
a.    Kehamilan dan persalinan yang aman
b.   Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c.    Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi ( KB )
d.   Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e.    Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
f.    Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
g.   Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim




1.6.6        Klimakterium dan Menopouse
a.    Klimakterium
          Klimakterium bukan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal, yang berlagsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause, berdasarkan keadaan endokrinplogik (kadar estrogen mulai turun dan kadar hormone gonadotropin naik), dan jika ada gejala-gejala klinis. Pada klimakterium terdapat penurunan produksi estrogen dan kenaikan hormone gonadropin. Kadar hormone akhir ini tetap tinggi sampai kira-kira 15 tahun setelah menopause, kemudian mulai menurun. Pada wanita dalam klimakterium terjadi perubahan-perubahan tertentu, yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan ringan dan kadang-kadang berat. Klimakterium merupakan masa perubahan, umumnya masa itu dilalui oleh wanita tanpa banyak keluhan, hanya pada sebagian kecil ditemukan keluhan yang cukup berat yang menyebabkan wanita bersangkutan minta pertolongan dokter. Gangguan vegetative biasanya berupa rasa panas dengan keluarnya malam dan perasaan jantung berdebar-debar.
b.    Menopouse
          Menopouse adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Berhentinya haid bisa didahului oleh siklus haid yang lebih panjang dengan perdarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan. Ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua. Terjadinya menopause ada hubungannya dengan menarche. Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul. Menopouse yang artificial karena operasi atau radiasi umumnya menimbulkan keluhan lebih banyak dibandingkan dengan menopause alamiah
c.    Senium
          Pada senium telah tercapai keadaan keseimbanganhormonal yang baru, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetative maupun psikis. Yang mencolok pada masa ini ialahkemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fisik, seagai proses menjadi tua. Dalam masa senium terjadi pula osteoporosis dengan intensitas berbeda paa masing-masing wanita. Walaupun sebab-sebabnya belum jelas betul, namun berkurangnya pengaruh hormone steroid dan berkurangnya osteo trofoblas memegang peranan dalam hal ini. Asuhan Yang Diberikan pada masa menopause:
a.    Perhatian pada problem menopause
b.    Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis.Berkurangnya hormone estrogen pada wanita menopause mungkin menyebabkan berbagai keluhan.
c.    Penyakit jantung koroner
d.   Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner. Berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik ( HDL ) dan meningkatnya kadar kolesterol   baik ( LDL ) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner.
e.    Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar hormone estrogen, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
f.     Gangguan mata mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang.
g.    Kepikunan ( demensia tipe Alzeimer ).
h.    Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe Alzeimer. Penyakit kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilam kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan.
II.      Deteksi Dini
1.1  Pengertian
Deteksi dini ialah usaha untuk mengidentifikasi/mengenali penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes (uji), pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat, dan yang tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan
1.2  Tujuan Deteksi Dini 
Deteksi dini bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit pada stadium yang lebih awal atau dengan kata lain menemukan adanya kelainan sejak dini,

1.3  Deteksi dini pada wanita
1.3.1        Bayi dan Balita
Pada bayi dan balita deteksi dini dapat dilakukan dengan menggunakan DDST (denver devolopmental screening test).  Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang pada bayi yaitu:
a.    Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan yaitu untuk mengetahui atau menemukan status gizi kurang atau buruk.
b.    Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan bayi dan balita(keterlambatan),gangguan daya lihat,gangguan daya dengar
c.    Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional ,autism dan gangguan pemusatan perhatian.
1.3.2        Deteksi dini masa pubertas
a.    Gangguan pada masa puberitas sering kali diakibatkan oleh pola hidup remaja, dengan pola hidup yang sehat, akan mendapatkan tubuh yang sehat rohani dan jasmani.
b.    Gangguan menstrasi yang dialami pada remaja putri dapat merupakan indikasi adanya gangguan pada organ reproduksi wanita.
c.    Bidan dapat melakukan penyuluhan-penyuluhan, bimbingan pada remaja putri dalam konteks kesehatan reproduksi.
1.3.3        Deteksi pada ibu hamil mengandung makna :
a.    Deteksi dini pada ibu hamil yang berisiko, akan dapat menurunkan angka kematian ibu.
b.    Kehamilan merupakan hal yang bersifat fisiologis, tetapi perlu perawatan dini yang khusus agar ibu dan janin sehat, tanpa pengawasan hal yang bersifat fisiologis dapat menjadi patologis.
Bentu-bentuk komplikasi yang terjadi dalam kehamilan. Kadar hemoglobin ibu kurang dari 8 gr%, tekanan darah ibu di atas 130/90 mmHg, terdapat udema diwajah, preeklamsi dan eklamsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada umur kehamilan lebih dari 32 minggu, sungsang pada primigravida, sepsis, prematur, gameli, janin besar, penyakit kronis pada ibu, riwayat obstetri buruk.

1.3.4        Klimakterium, menopause, dan senium.
a.         Gangguan yang sering dialami pada masa ini adalah osteoporosis atau pengeroposan tulang, hipertensi dan lain-lain.
b.         Untuk melakukan deteksi dini pada masa ini salah satu program pemerintah yaitu posyandu lansia dapat merupakan solusinya. Pada masa ini seorang wanita secara reproduksi sudah tidak dapat berperan, namun bukan berarti terbebas dari resiko gangguan reproduksi. Salah satunya penyakit kangker serviks atau mulut rahim biasanya terjadi pada masa ini. Pap smear merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya kangker mulut rahim.
1.4 Peran bidan skrining untuk keganasan dan penyulit sistemik
a.         Memberikan motivasi pada para wanita untuk melakukan pentingnya melakukan langkah skrining.
b.        Membantu dalam mengidentifikasi orang-orang yang berisikoterkena penyakit atau masalah kesehatan tertentu. Penegakan diagnosis pasti ditindak lanjuti di fasilitas kesehatan
c.         Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini,sehingga terapi dapat dimulai secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki
d.        Membantu melindungi kesehatan individual
e.         Membantu dalam pengendalian penyakit infeksi melalui proses identifikasi carrier penyakit di komunitas.
f.         Memberikan penyuluhan dalam pemilihan alat kontrasepsi dengan metode barrier (pelindung) seperti diafragma dan kondom karena dapat memberi perlindungan terhadap kanker serviks.
g.        Memberikan fasilitas skrining kanker serviks dengan metodepap smear kemudian membantu dalam pengiriman hasil pemeriksaan kelaboratorium.





BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1  Kesimpulan
      Kesimpulan yang bisa kami ambil dari masalah ini ialah Pada masa kanak-kanak sudah Nampak perbedaan antara anak pria dan wanita, terutama dalam tingkah lakunya, tetapi perbedaan ini ditentukan terutama oleh lingkungan dan pendidikan. Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya cirri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi. Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun.  Klimakterium bukan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal, yang berlagsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause.

1.2  Saran
      Saran yang dapat kami berikan ialah, kesehatan reproduksi sangatlah memerlukan perhatian semua pihak. Pengetahuan dan pemahaman serta tanggung jawab yang tinggi sangat diperlukan dalam menangani masalah-masalah kesehatan reproduksi. Pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan sangat perlu diterapkan. Sehingga masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat kita perkirakan dan dapat kita tangani dengan baik sehingga tidak berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya. Demikianlah saran dari kami, jika ada kekurangan dari makalah ini kami menerima kritik dan saran yang membangun.